BENER MERIAH – Pemerintah Bener Meriah harus segera merespon dan menindaklanjuti dengan cepat terhadap ditemukannya kasus gigitan anjing gila yang telah menyerang 3 warga sekaligus di desa blang kucak kecamatan weh pesam, hal ini guna untuk menghindari bertambahnya korban-korban lainnya yang dapat membahayakan warga sekitar untuk menjadi target penyerangan anjing gila selanjutnya.hal ini di sampaikan dr.Jawahir Syahputra kepada gayopostnews.com sore ini senin.(27-02-2023)
dr. Jawahir Syahputra menegaskan masalah ini sangat dikhawatirkan mengarah kepada rabies dimana penyebab utama penyakit rabies pada manusia adalah akibat gigitan oleh hewan yang terinfeksi virus rabies, virus ini akan masuk melalui kulit yang terluka, rabies termasuk penyakit berbahaya yang beresiko menyebabkan kematian jika tidak ditangani dengan baik dan benar. Tegas Jawahir
Ia menambahkan Kejadian penyerangan ini tentunya bisa membuat keresahan bagi masyarakat dilingkungan tersebut, tentu ini harus dijawab dengan cepat oleh pemerintah dalam mengatasi kegelisahan penyerangan anjing gila ini, pembentukan tim untuk memburu anjing liar ini untuk segera ditangkap dan diidentifiasi apakah anjing itu terjangkit virus rabies atau tidak.
Himbauan terus disampaikan kepada masyarakat didaerah tersebut dalam upaya meningkatkan kewaspadaan, sosialalisasi dan edukasi kepada masyarakat juga wajib disampaikan, misalnya ketika ditemukan adanya korban lainnya yang terkena gigitan untuk tidak sembarangan dalam hal membersihkan luka bekas gigitan anjing karena ini dapat berpengaruh terhadap penyebaran virus rabies jika benar bahwa hewan itu terinfeksi rabies, dan sebaiknya segera dibawa ke pusat Kesehatan masyarakat (Puskesmas) untuk diberikan penanganan awal yang tepat oleh tenaga medis, Ini penting untuk diketahui oleh masyarakat.ujar nya
Harus segera adanya upaya strategis yang cepat untuk menindaklanjuti penyerangan gigitan anjing gila tersebut seperti dengan melaksanakan vaksinasi baik kepada hewan-hewan peliharaan maupun terhadap hewan liar yang menjadi focus perhatian yang kemungkinan hewan pembawa rabies (HPR), dalam upaya untuk memutus mata rantai penularan virus rabies. Imbuh Jawahir.
Penting juga untuk menggalakkan kegiatan sosialisasi seperti memberikan edukasi mengenai virus rabies itu Ketika terinfeksi kepada manusia, sehingga masyarakat diharapkan memahami bagaimana pentingnya upaya pencegahan rabies tersebut pungkas mantan DPRK BM.(*)