Opini : Literasi Budaya Sebagai Upaya Menumbuhkan Nilai Identitas Generasi Gayo

Gambar: Wikipedia

BENER MERIAH – Perkembangan zaman telah membawa kita pada kenyataan bahwa tantangan modernisasi dan perubahan sosial semakin dirasakan keberadaannya. Sudah seharusnya kita menyambut baik segala perubahan yang menuju pada kemajuan serta kebaikan yang dihasilkan dari perubahan itu sendiri.

Namun apa jadinya bila perkembangan zaman serta kemajuan teknologi yang selama ini kita ikuti tidak dibarengi dengan penguatan nilai budaya khususnya Gayo? Maka yang muncul adalah krisis identitas yang terjadi pada generasi muda, yang mana kemunculannya sering kita lihat fenomena di mana sebagian anak muda kaku berbahasa Gayo bahkan ada sebagian tidak bisa berbahasa Gayo, kemudian mengadopsi bahasa asing yang dianggap lebih keren.

Baca Juga Artikel ini :  Perdana di Bener Meriah , Festival Ramadhan Bersama UMKM

Justru yang lebih keren adalah jika kita mampu berbahasa asing namun bahasa daerah juga turut terlestari.

Tentu saja, ada beberapa tantangan dalam menggalakkan literasi budaya di kalangan pemuda Gayo. Beberapa di antaranya termasuk akses terbatas terhadap materi literasi, perubahan gaya hidup yang berdampak pada minat terhadap budaya tradisional, serta kurangnya pemahaman tentang pentingnya literasi budaya.

Pemuda adalah generasi penerus yang memiliki peran penting dalam mewujudkan kemajuan dan keberlanjutan suatu budaya.

Salah satu cara yang efektif untuk melakukan hal ini adalah melalui literasi budaya, nilai identitas anak muda dapat ditingkatkan dan dipertahankan.

Baca Juga Artikel ini :  Diduga Dana Bos Di Obok Obok  di Lingkungan Capdin Bener Meriah

Literasi budaya dapat diartikan sebagai pemahaman mendalam tentang aspek-aspek budaya suatu masyarakat, termasuk nilai-nilai, tradisi, kekeberen, bahasa, dan seni. Literasi budaya bukan hanya sekadar memahami budaya, tetapi juga berkontribusi dalam mengamati, dan menerapkan nilai-nilai budaya dalam kehidupan sehari-hari.

Kita dapat memahami sejarah, tradisi, dan perjalanan budaya untuk membangun rasa kebanggaan dan kepemilikan terhadap warisan budaya yang dimiliki. Literasi budaya mengajarkan tentang nilai-nilai dan kearifan lokal yang terkandung dalam cerita rakyat, lagu-lagu tradisional, serta praktik adat istiadat sehingga dapat mengambil inspirasi dalam perilaku sehari-hari. Melalui literasi budaya, kita dapat belajar tentang seni dan kerajinan tradisional Gayo, seperti tari, musik, tenun, dan seni sastra dll.

Baca Juga Artikel ini :  Pj Bupati Haili Yoga Bersama Istri Nyoblos di Kampung Uring

Ini bukan berarti literasi budaya hanya tentang mempertahankan apa yang ada, tetapi juga tentang mendorong inovasi budaya. Seperti penggabungan nilai-nilai budaya dengan tren modern, menciptakan sesuatu yang baru namun tetap menghormati akar budaya kita.

Dengan pemahaman tentang warisan budaya, harapannya generasi muda Gayo dapat menjadi agen perubahan positif yang merangkul masa lalu sambil menghadapi masa depan. Dalam menghadapi era global ini, membangun identitas yang kokoh untuk memastikan keberlanjutan budaya Gayo yang kaya akan nilai-nilai peradaban.

Penulis: IkoEditor: *