Waow, Warga Simpur Serbu kantor DPRK Bener Meriah

BENER MERIAH – Baru beberapa hari petue kampung Simpur kecamatan Mesidah datang bersama koleganya ke Kantor DPRK Bener Meriah ,Hari ini Masyarakat Kampung Simpur berduyun duyun geruduk kantor  DPRK setempat Jumat (28-07-2023).

Pantauan gayopostnews.com warga yang datang tersebut terbagi dalam dua kelompok yaitu pro dan kontra terhadap Reje Kampung (Kepala desa) Simpur, Kelompok pro hadir bersama Reje Kampung beserta aparaturnya, sedangkan warga yang kontra hadir bersama ketua Petue kampung Simpur.

Kehadiran para warga yang kontra dengan pemimpin desanya tersebut, untuk meminta penjelasan Reje Kampung terkait program ketahanan pangan tahun 2023 senilai Rp 145 juta untuk membeli sapi.

Baca Juga Artikel ini :  Pemkab Bener Meriah Serahkan Bantuan Pada Korban Kebakaran di Kampung Bener Kelipah Utara

Komisi A DPRK akan mengadakan Rapat Dengar Pendapat (RDP) untuk menampung aspirasi dan penjelasan pihak-pihak terkait.  Namun, karena pihak Reje dan Petua masing-masing membawa masa, akhirnya mereka diarahkan untuk masuk ke ruang Wakil Ketua DPRK Bener Meriah. Di sana, Reje diminta untuk menjelaskan apa yang menjadi kontra bagi masyarakatnya. Dalam pertemuan itu turut disaksikan oleh Plt Asisten I Setdakab Bener Meriah, Camat Mesidah, dan Plt Kadis DPMK. Plt Asisten I Setdakab Bener Meriah, Kharimansyah, meminta persoalan yang terjadi di tengah masyarakat Simpur agar diselesaikan di tingkat Kampung saja.

“Saya rasa ini tidak ada persoalan, ini cukup diselesaikan di kampung. Untuk itu kami meminta kepada Reje apa yang dipertanyakan masyarakat mohon ditunjukan buktinya,” ucap Kharimansyah

Baca Juga Artikel ini :  Kapolres Bener Meriah Salurkan Bantuan Bansos Paska Panik  Kepada Korban Kebakaran di Permata

Sementara itu Plt Kadis DPMK, Ismail. Menurutnya, terkait persoalan yang diadukan itu bisa selesai di tingkat Kampung, tidak perlu saling membawa masa sehingga dapat memicu keributan antar satu dengan lain. “Intinya, kami meminta kepada Reje dalam melaksanakan program kampung selalu bermusyawarah, transparan dan melibatkan pihak Petue dan masyarakat,” harapnya. Namun demikian, warga yang kontra tetap bersikeras meminta Reje agar menjelaskan permasalahan tersebut di kantor DPRK.

Sebab, jika diselesaikan di tingkat kampung hal itu tidak akan pernah selesai. Akibatnya, kisruh antara  pro dan kontra terhadap Reje berujung pelaporan ke pihak polisi.

Baca Juga Artikel ini :  Hari Ini, Pemilihan Mukim se Kecamatan Bukit  Kabupaten Bener Meriah Priode 2024- 2029

Keributan itu diduga warga  yang kontra merasa diejek oleh kelompok pro, Sehingga terjadi saling jambak dan masyarakat pro terhadap Reje kampung berbondong-bondong melapor ke Polres Bener Meriah.

Mereka lewat (pihak pro) di depan kami sembari mengejek, dan menantang dalam bahasa Aceh yang artinya kalau engak ada lawan engak seru,” ujar salah satu ibu ibu dari kelompok kontra. Kelompok warga yang kontra, lantas mengancam tidak mau pulang dari DPRK Bener Meriah sebelum Reje Kampung menjelaskan terkait program ketahan pangan dan BLT di hadapan mereka. (*)